JAKARTA – Jika premium betul-betul hilang di Jakarta, kenaikan tarif angkutan kota (angkot) seperti mikrolet dan taksi tak bisa dielakkan. “Tarif mikrolet dan taksi pasti naik. Masyarakat harus siap-siap saja merogoh kantong lebih dalam,” kata Ketua DPD Organda DKI Jakarta, Shafruhan Sinungan, kepada Pos Kota, Kamis (4/2).

Sebab dengan hilangnya premium di Jakarta, ia mengungkap para sopir angkot dan taksi mau tidak mau mengisi kendaraannya dengan pertalite. Harga bahan bakar ini lebih mahal dari premium. Sehingga mereka menaikkan tarif, karena bertambahnya beban biaya bahan bakar.

Saat ini ada 27.400 taksi dan 14.600 angkot yang beroperasi di Jakarta. Rata-rata konsumsi mencapai 30 liter/hari. Bahkan bisa lebih. Sebab dalam kondisi lalulintas macet, penggunaan bahan bakar lebih boros. Jika normalnya 1:15, tapi karena macet, penggunaan bahan bakar 1:7. “Ini juga masuk hitungan para sopir,” jelasnya.

Jadi yang akan menanggung beban jika premium dihapus di Jakarta, pada akhirnya masyarakat kecil pengguna angkot. Karena itu, pihaknya menilai belum tepat waktunya, jika premium dihapus di Jakarta sebagaimana yang diusulkan Gubernur DKI. Kecuali kalau moda transportasi yang sudah memadai. Dari yang kecil sampai yang besar.

Sumber : Poskota.co.id

Posting Terkait

Tinggalkan Balasan